Oleh Rifky Saputra Masaa
(Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, FEBI, IAIN Fattahul Muluk Papua)
Virus Corona Membuat Panik Dunia
Baru-baru ini dunia diguncangkan dengan salah satu wabah penyakit berbahaya, yang tidak sedikit memakan korban, hingga segala aktivitas dilakukan dari rumah, bahkan sampai kepada tingkat peribadahan. Situasi dunia yang sangat memprihatinkan sekali. Covid 19 atau yang biasa disebut virus corona, merupakan salah satu virus yang muncul dari Wuhan, China. Penyakit ini disebut-sebut menyerang pada sistem pernapasan pada mamalia, yang ditularkan melalui hewan atau jenis burung, yang mengakibatkan infeksi pada sistem pernapasan dan membuat rusak paru-paru, bahkan hingga kematian. Penularannya menyebar sangat cepat. Virus ini tidak menyebar lewat udara, akan tetapi menyebar lewat orang yang telah terkena virus tersebut, lalu besentuhan dengan orang sehat, maka virus tersebut akan tertular kepada mereka yang sehat, melalui kontak sentuhan. Ada juga yang mengatakan bahwa virus ini dapat menular melalui, bersin, batuk, air liur dan lain-lain.
Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan aktivitas, meskipun nantinya berakibat fatal kepada perekonomian, karena aktivitas yang berjalan tidak stabil, sudah tentu sangat berpengaruh terhadap ekonomi, termasuk Negara Indonesia.
Kita belum bisa memastikan seperti apakah ekonomi dunia setelah wabah penyakit ini. Namun, sudah jelas bahwa, untuk saat ini Corona telah melemahkan ekonomi dunia, dan membuat dunia menjadi panik.
Di beberapa negara yang memilih lockdown demi untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19, pada kenyataannya, ada sebagian warga yang menjadi korban bukan karena penyakit atau wabah corona, namun karena kelaparan hingga berujung pada kematian, karena tidak stabilnya kegiatan ekonomi. Kita ketahui bersama bahwa, kebijakan pemerintah dalam mengambil tindakan ini guna untuk kepentingan bersama. Di lain sisi, ada yang bekerja namun tidak efektif seperti sebelumnya, tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia.
China merupakan salah satu negara eksportir terbesar di dunia. Indonesia sering melakukan kegiatan impor dari China, dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar di Indonesia.
Munculnya virus corona berakibat buruk terhadap perekonomian China, sehingga berpengaruh terhadap ekonomi dunia, khususnya Indonesia. Tentu hal ini menjadi salah satu kerugian besar bagi Negara Indonesia karena berkurangnya permintaan pengeksporan barang mentah ke China seperti batu bara dan kelapa sawit, sehingga berpengaruh terhadap harga komoditas dan barang tambang.
Hingga saat ini, pemerintah Indonesia masih tetap berupaya untuk meminimalisir kasus covid 19 yang tengah mewabah di negara yang kita cintai ini. Jumlah kasus corona hingga saat ini masih bertambah. Hingga pada tanggal 27 April 2020, tercatat kasus corona mencapai 9.096 positif, 1.151 sembuh, dan 765 meninggal. Hal ini disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona dr. Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan oleh saluran youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Senin, 27 April 2020. (sumber detik.com).
Sedangkan kasus corona dunia saat ini dikonfirmasi telah mencapai lebih dari 2 juta positif, dan 203. 055 meninggal. Data tersebut, berdasarkan situs Jhons Hopkins Universiti & Medicine pada Minggu 26 April, 2020. Dengan kasus terbanyak berasal dari Amerika Serikat dengan jumlah 1,01 juta positif, 113 ribu sembuh, dan 56.521 meninggal dunia. (Sumber, detik.com)
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia hingga saat ini masih terus berupaya untuk meminimalisir penyebaran covid 19 agar tidak sampai kepada tempat atau wilayah yang tidak terkena dengan cara melakukan PSBB dan larangan mudik. Marilah kita sama-sama bersatu melawan covid 19 demi diri kita, keluarga, negara, dan dunia. “Karena kita masih punya ilmu untuk mengembalikan ekonomi, tapi kita tidak punya ilmu untuk mengembalikan nyawa manusia” (Presiden Ghana). (*)