Oleh: Dr. Zulihi, M.Ag
(Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah IAIN Fattahul Muluk Papua)
Wabah Corona (Covid-19) yang masih melanda sebagian Negara saat ini, mengharuskan penggunaan media teknologi dan informasi bagi masyarakat sudah tidak bisa terelakkan. Wabah Corona setidaknya dapat mendatangkan hikmah kepada manusia untuk mempergunakan intelektualitasnya dalam memanfaatkan media teknologi dalam berinteraksi karena akibat dari pembatasan aktivitas di luar (Physical Distancing). Penggunaan media teknologi saat ini, dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat dalam menuntaskan problematika yang dihadapi secara keseluruhan. Dalam penggunaannya, mestinya perlu dilakukan secara bijaksana, sehingga memiliki nilai-nilai positif untuk menebar berbagai banyak kebaikan dalam meningkatkan ibadah dan amal shaleh. Oleh sebab itu, setiap pengguna teknologi dan informasi saat ini, sangat dibutuhkan kecerdasan secara intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan secara sosial agar dapat menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk kemaslahatan orang lain. Tiga kecerdasan yang dimiliki oleh setiap pengguna akan terbentuk dua karakter keshalehan dalam dirinya, yaitu karakter keshalehan secara spiritual dan karakter keshalehan secara sosial
Akhir-akhir ini sebagaimana dapat diamati bersama, bahwa penggunaan media teknologi dan informasi oleh sebagaian besar masyarakat seakan-akan sudah tidak bisa terelakkan lagi. Betapa tidak, saat ini dalam kondisi wabah Corona (Covid-19) yang mengharuskan setiap manusia untuk memanfaatkannya. Selain itu, akibat dari pembatasan aktivitas di luar (Physical Distancing) juga menjadi faktor penyebab, manusia mau tidak mau, suka ataupun tidak suka memang siap untuk menerima keadaan dan harus pula untuk memanfaatkannya, baik pada masyarakat dari kelas sosial golongan teratas, menengah, dan bawah. Dalam konteks ini, memang jauh sebelumnya Allah swt telah menegaskan dalam firman-Nya yakni untuk menggugah segenap kemampuan manusia dalam menggunakan logika berfikirnya. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman: ”Hai bangsa jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat melintasinya kecuali dengan kekuatan”. (Alquran Surah Ar-Rahman: 33).
Secara tektual Allah SWT menantang manusia dan jin untuk menggunakan logika intelektualitas berfikirnya dalam menggengam dunia berserta dengan isinya dengan tidak melupakan hak penciptanya (Allah SWT). Demikian pula, apabila ditinjau dari sisi kotekstualisasi ayat tersebut, bahwa tantangan Allah swt bagi bangsa jin dan manusia dan terkhusus manusia, sudah menjadi terbukti dalam kondisi wabah Corona (Covid-19) saat ini. Dalam pemanfaatannya (Teknologi Informasi) bagi sebagian besar masyarakat sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa untuk dihindari. Artinya kondisi wabah Corona (Covid-19) yang berkepanjangan saat ini, maka dalam menjalani aktivitas keduniaannya, manusia telah siap untuk menerima keadaan dengan sikap sabar, lapang dada, dan ikhlas. Untuk itulah, agar roda kehidupan keduniaan manusia tetap berputar, meskipun dalam kondisi wabah Corona (Covid-19) inilah yang membuat masyarakat selalu intens dengan media teknologi dan informasi.
Penggunaan media teknologi dan informasi saat ini, merupakan sarana yang paling efektif guna menuntaskan seluruh problematika yang dihadapi manusia secara keseluruhan. Realitasnya dibuktikan dengan media teknologi dan informasi bukan hanya sekedar dari kalangan strata sosial masyarakat kalangan atas saja, namun juga kelas sosial masyarakat rendahpun ikut juga berpartisipasi sebagai penggunanya, meskipun dalam bentuknya yang pasif. Kecanggihan teknologi dan informasi, memang terkadang membuat manusia ‘lupa daratan’ yang merupakan tempat kakinya untuk berpijak. Memang harus diakui dan disadari bahwa, kecanggihan teknologi dan informasi memiliki manfaat yang sungguh luar biasa, yaitu dapat mempermudah manusia dalam mengakses semua informasi yang diinginkan. Selain itu, teknologi informasi juga dapat bermanfaat untuk mempermudah layanan pekerjaan manusia dengan cepat, efektif, dan efesien tanpa harus menggunakan tenaga manusia yang jauh lebih banyak. Intinya dengan kecanggihan media teknologi dan informasi dapat melakukan layanan pekerjaan yang serba instan dan mudah.
Gencarnya arus teknologi dan informasi itulah, maka dalam dinamika kehidupan sosial di masyarakat terkadang kecanggihannya dapat juga menjadi pemicu konflik diantara sesamanya. Begitu besarnya daya tarik teknologi dan informasi ini, maka sebagian besar masyarakat telah menjadi pengguna aktif dalam setiap layanan yang disuguhkan. Realitas yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa teknologi dan informasi tersebut merupakan magnet yang terkadang menjadi spirit dalam kehidupan setiap orang. Sehubungan dengan konteks tersebut, maka realitas yang terjadi saat ini sudah tidak dapat dibendung lagi keberadaannya bagi setiap pengguna. Untuk itulah, apabila setiap pengguna teknologi dan informasi ini dapat memanfaatkannya dengan bijaksana, maka akan memiliki nilai-nilai positif dalam rangka menebar berbagai banyak kebaikan-kebaikan untuk meningkatkan ibadah dan amal shaleh.
Namun bilamana kecanggihan teknologi dan informasi ini tidak digunakan dengan bijaksana, maka kemungkinan besar akan memiliki dampak negatif yang dapat menjerumuskan penggunanya menjadi penebar kemaksiatan, kemungkaran, dan dosa. Oleh sebab itu, bagi setiap pengguna layanan teknologi dan informasi, mestinya harus dilandasi dengan beberapa ilmu yang dapat menopang dirinya menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi setiap orang. Dalam menggunakan media teknologi dan informasi ini, agar dapat bermanfaat bagi setiap manusia tidak cukup hanya mengandalkan logika intelektualitas yang ada pada dirinya (manusia). Kalau logika intelektualitas yang diandalkan bagi setiap pengguna teknologi dan informasi, maka tidak menutup kemungkinan dapat menjerumuskan dirinya kepada sikap dan perilaku yang kurang bertanggung jawab.
Mestinya dengan kebijaksanaan penggunanya dalam memanfaatkan teknologi dan informasi dapat dijadikan media dan sarana untuk meningkatkan keshalehan pribadinya dalam upaya menebar kebaikan-kebaikan yang bermanfaat bagi setiap orang. Oleh sebab itu, dalam konteks tersebut, maka bagi setiap pengguna teknologi dan informasi saat ini, sangat dibutuhkan kecerdasan secara intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan secara sosial agar dapat menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk kemaslahatan orang lain. Dalam penggunaan teknologi dan informasi ini sangat dibutuhkan kecerdasan secara intelektual mengingat banyak orang yang memanfaatkannya tanpa dilandasi dengan penguasaan aplikasi yang tidak seimbang, akhirnya sering dikatakan sebagai orang yang gagap teknologi (Gaptek).
Demikian pula halnya dengan kecerdasan spiritual juga sangat dibutuhkan bagi pengguna teknologi dan informasi, agar menjadikan seseorang untuk dapat mencegah dirinya dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang maksiat, keji dan kemungkaran. Selain itu, kecerdasan sosial juga sangat dibutuhkan bagi setiap penggunannya agar dapat memanfaatkan media ini untuk menebar kebaikan-kebaikan yang bersifat sosial yang dapat bermanfaat bagi kemaslahatan setiap orang. Dalam konteks itulah, maka kecanggihan media teknologi dan informasi sekiranya tidak menutup kemungkinan akan dapat menjadi ladang yang empuk dalam menebar dosa dan kemungkaran. Betapa tidak, dalam media teknologi terdapat informasi-informasi dengan berbagai macam dan ragam suguhan yang dapat diakses oleh seluruh manusia, kapanpun dan di manapun.
Oleh karena itu, bagi setiap orang yang memanfaatkan teknologi secara tidak bertanggung jawab, maka kemungkinan besar dapat menjadi media untuk menebar dosa kepada sesama yang berdampak kepada dirinya dan bahkan orang lain. Dengan demikian, sebagai seorang muslim sudah sepantasnya dapat memanfaatkan media tersebut dengan bijak yang dilandasi dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial. Dari tiga kecerdasan tersebut akan terbentuk dua karakter keshalehan dalam diri seseorang sebagai pengguna, yaitu karakter keshalehan secara spiritual dan karakter keshalehan secara sosial. Ajaran Islam secara universal telah memberikan penegasan kepada umatnya dalam menjalani kehidupannya agar memiliki pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai dari sumber pokoknya, yaitu Alquran dan hadis. Agar terbentuk karakter manusia sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT dan Rasulnya Muhammad SAW, hendaklah setiap individu harus mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah SWT. Tugas dan tanggung jawab manusia, tiada lain hanyalah untuk mengabdi kepada-Nya. Sebagaimana Allah swt nyatakan dalam firman-Nya; ”Aku tidak menciptakan manusia dn jin melaikan untuk beribadah kepada-Ku”. (Alquran Surah Az-Zariyat: 56). Dalam kontektualisasi ayat tersebut, maka nilai-nilai peribadatan setiap manusia harus berorientasi pada dua dimensi tugas dan tanggung jawab yang saling menopang, yaitu dimensi peribadatan yang secara langsung berhubungan dengan Allah swt dan dimensi peribadatan yang berhubungan langsung dengan aspek sosial sesama manusia. Dengan dua dimensi ini harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab agar harmonisasi kehidupan di dunia ini menjadi lebih aman, nyaman, dan tenteram, dengan tujuan akhirnya, yaitu: ”Fidunya Hasanah wafil akhirati Hasanah”. Semoga Semoga bermanfaat. bermanfaat. Selamat menjankan Ibadah Puasa dan semoga puasa kita diterima. Wallahu A’lamu Bissawab. (*)