Akademik Sosial Budaya

TRANSFORMASI BERKELANJUTAN: SUSTAINABLE TRANSFORMATION

 Oleh:

Dr. H. Marwan Sileuw, S. Ag., M. Pd

(Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua)

3 Pebruari 2024

IAIN Fattahul, Muluk Papua sebagai salah satu Perguruan Tinggi Islam Negeri yang berkiprah di Bumi Cenderawasi Papua Kota Jayapura, kedudukannya sangat strategis dan unik dalam menjalankan visi dan misinya bagi masyarakat. Di mana, keberadaannya di tengah-tengah masyaraat minoritas dan keterbatasan, dan kurangnya support material dari pihak-pihak tertentu. Namun demikian secara support moral, diyakini sangat tinggi yang tentu mengalir dari masyarakat, pemerintah kabupaten, pemerintahan kota dan pemerintahan propinsi. Juga dalam perjalanan pengembangannya menghadapi berbagai tantangan perubahan dari lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dimaklumi bahwa kondisi Institut Agama Islam Negeri yang sebagaimana dijelaskan, maka di RAKER (Rapat Kerja Kelembagaan) Institut Agama Islam Negeri Fattahul Muluk Papua tanggal 1 sd 3 Maret 2024 mengusung tema “Transformasi Kelembagaan Menyongsong Indonesia Emas 2045: Institusional Transformation Towards Golden Indonesia 2045. Tema ini menjadi statemen dan motivator bagi Rektor, para warek, para Dekan, Kaprodi, Wakil dekan, Sekprodi Para Unit, para Kabag, para Kasubag, serat seluruh civitas akademika  lainnya untuk bersama-sama berkomitmen melakukan keberlanjutan transformasi.

Transformation menjadi tema menarik pada RAKER kali ini. Dimana hakikat mendasar dari dari istilah tersebut adalah perubahan; entah perubahan bentuk, karakter atau lainnya. Lebih jauh dipahami transformation, sebagaimana diungkapkan oleh Daszko, Macur & Sheinberg (2004) dalam Webster Dictionary disebutkan: „To transform means to change in form, appearance or structure; meta-morphoses; to change condition, nature or character; to change into another substance.” Dari sini dapat dimaknai bahwa transformasi itu mengubah kondisi, hakikat atau karakteristik; bahkan (c) mengganti substansi.

Setiap orang atau suatu badan organisasi tentu memerlukan transformasi. Namun demikian, suatu transformasi tidak mudah untuk dilakukan apalagi transformasi terhadap suatu kebiasaan tentu lebih sulit. Misalnya seorang ahi bernama Cranton mengatakan bahwa bahwa: It is easier and safer to maintain habits of mind than to change. Artinya bahwa Mempertahankan atau memelihara suatu kebiasaan lebih mudah dari pada merubahnya

Melakukan suatu transformasi memang tidak mudah, namun tetap menjadi komitmen untuk dilakukannya. Oleh karena itu, pada penutupan RAKER (Rapat Kerja Kelembagaan) saya antar pemahaman civitas akademika IAIN Fattahul Muluk dalam  makna sederhana terkait transformasi. Yang kita maksudkan transformasi yang dilakukan saat ini bukan, baru akan dimulai, tetapi sebenarnya transformasi yang dilakukan saat ini adalah sustainable transformation (transformasi keberlanjutan) perubahan. Keberlanjutan perubahan dimkasud bahwa pemimpin atau rektor yang pernah memimpin di IAIN Fattahul Muluk ini telah juga melakukan perubahan-perubahan padanya. Contoh konkritnya adalah transformasi dari status Sekolah Tinggi Swasta menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, kemudian perubahan menjadi Institut Agama Islam Negeri. Sarana prasarana dari peminjaman menjadi milik sendiri, begitu pula seterusnya. Inilah yang dimaknai sebagai transformation (perubahan). Olehnya itu, saatnya kepemimpinan ini dan seluruh civitas akademika tanpa kecuali seluruh terlibat dalam melakukan sustainable transformation (keberlanjutan perubahan).  

RAKER (Rapat Kerja Kelembagaan) bagi staker IAIN Fattahul Muluk Papua merupakan momentum untuk melakukan refleksi terhadap apa dan bagaimana semestinya dilakukan keberlanjutan transformasi (keberlanjutan perubahan) ke depan. RAKER (Rapat Kerja Kelembagaan) menjadi momentum evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan selama setahun berjalan. Paling tidak untuk melihat secara bersama tetang seberapa besar target yang dicapai dari program-program kerjanya, apa kendala yang dihadapi, mengapa tidak terlaksana, bagaimana tindak lanjut dan lain sebagainya. Kata kuncinya adalah seberapa besar transformasi telah dicapai.

Diyakini bahwa banyak ide-ide cemerlang yang dihasilkan dari setiap komisi, kurang lebih ada empat komisi. Jika setiap komisi dapat menghasilkan 10 ide cemerlang yang dijadikan sebagai program kerja untuk keberlanjutan transformasi pada IAIN Fattahul Muluk Papua, maka secara keseluruhan dapat dihasilkan 40 ide cemerlang dari 4 komisi. Tetapi tentu pasti lebih dari 10 ide yang dihasilkan tersebut. Atas dasar inilah, maka perlu saya pertegas atau garis bawahi bahwa ide-ide cemerlang yang telah dihasilkan dan dijadikan sebagai program kerja tersebut, jangan hanya ide semata yang dituangkan dalam selembar kertas, bukan juga hanya tersimpan rapi dalam map, juga bukan tersimpan dalam books file atau sering diistilahkan dengan hanya sebuah fatamorgana. Karena itu, marilah bersama-sama kita lebih berkomitmen untuk menjalankan ide-ide tersebut sebagaimana yang direncanakan. Di mana perguruan tinggi ke depan ditantang untuk menjadi unggul, berkelas Internasional. Stekmen yang perlu saya sampaikan bahwa “Unggul adalah hukumnya wajib, haram hukumnya bagi yang tidak mau unggul. Marilah kita menuju unggul, Jadikan nuansa kampus bersimbolkan Internasional. (*)

“Taburkan kebaikan kapan dan dimana pun kita berada, walaupun hanya sekejap dalam pikiran, ucapan dan perbuatan kita”. (*)      

.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *