OLEH: FAISAL SALEH *)
Kegembiraan menyertai umat Islam seluruh dunia dengan datangnya bulan suci Ramadhan 1446 h/2025. Mungkin ada pertanyaan mengapa harus bergembira. Jawabnya tentu perlu dikemukakan beberapa poin ke halayak publik agar umat dapat meresapi betapa kasih dan sayang Allah SWT kepada hamba-nya dengan media bulan Ramadhan. Antara lain adalah, bulan Ramadhan disebut dengan bulan yang penuh keberkahan. Apa itu keberkahan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa keberkahan adalah bertambahnya kebaikan dalam sesuatu baik secara materi maupun non materi. Bahkan dapat dipahami bahwa sesungguhnya keberkahan tidak hanya dalam arti rezeki yang kita dapat tetapi keberkahan juga mencakup ketenangan hidup, kebahagiaan bahkan manfaat yang terus mengalir dalam hidup. Mau hidup berkah ya mari kita belajar dari cara berpuasa Ramadhan dengan penuh kegembiraan.
Kegembiraan lain dengan datangnya bulan Ramadhan karena ibarat didatangi “tamu istimewa”. Bagaimana tidak disambut gembira, ia datang hanya sekali dalam setahun. Tidak ada kepastian apakah setiap tahun kita dapat bertemu dengannya. Ia ditunggu dengan rasa rindu karena ada keberkahan dan peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tamu istimewa sebab Ramadhan membawa hadiah yang berharga. Hadiah pahala yang berlipat ganda, di dalamnya ada pengampunan dosa dan kesempatan memperoleh lailatul qadar yang dipercaya lebih baik dari seribu bulan. Ramadah juga mengajarkan tentang adab dan kesabaran. Saat menerima tamu istimewa, kita pasti berusaha memperlakukan mereka dengan baik penuh dengan adab dan sabar. Dengan Ramadhan mengajarkan kesabaran, kesederhanaan dan pengendalian diri. Mengapa seperti tamu istimewa karena Ramadhan memberikan kebahagian dan perpisahan yang mengharukan. Saat datang membawa kebahagiaan dan saat pergi meninggalkan kesedihan. Saat berakhir Ramadhan umat merasa sedih karena berpisah dengan bulan yang penuh dengan rahmat.
Perlunya umat Islam bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan karena ada peluang membersihkan diri dan meningkatkan keimanan. Membersihkan diri artinya memulai menata diri dengan melakukan muhasabah atau introspeksi diri selama ini lalu berusaha memperbaiki kualitas ibadah. Baik ibadah mahdha maupun ibadah lainnya. Di dalamnya terdapat banyak kesempatan bertaubat dan istigfar. Makanya disebut dengan bulan pengampunan. Ramadhan kesempatan untuk memohon ampun kepadanya secara sungguh sungguh. Bulan yang melatih diri menjauhi maksiat dengan mengendalikan hawa nafsu buruk dengan mengganti amalan-amalan yang baik. Sementara meningkatkan keimanan adalah cara di bulan Ramadhan memperbanyak amalan seperti sholat, membaca Al qur’an, zikir dan amalan baik lainnya. Peningkatan keimanan tentu dengan pendekatan diri kepada Allah. Puasa mengajarkan ketakwaan dan keikhlasan dalam beribadah karna hanya Allah yang mengetahui hambanya. Peningkatan keimanan pastinya tidak bisa dipisahkan dengan aspek sosial dengan berempati kepada sesama. Berpuasa mengajarkan seseorang untuk dapat merasakan penderitaan orang yang kurang mampu dan belajar bersabar dalam menghadapi ujian hidup.
Bagian akhir mengapa perlu kita bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan karena adanya pola dalam umat Islam gerakkan silaturahmi antar sesama. Gerakan sialaturahmi dimaksud bukan hanya sekedar bertemu dan berkumpul saat taraweh atau saat berbuka puasa tetapi lebih kepada memperkuat persaudaraan. Dalam hati umat Islam bahwa mereka adalah satu dalam ikatan iman, walaupun kenyataannya kita beragam dari suku dan ras serta budaya. Gerakan silaturahmi juga akan meningkakan kepedulian sosial. Puasa mengajarkan akan pentingnya untuk saling peduli antar sesama. Minimal memberikan takjil buka puasa. Penekanan pada aspek spiritual diri bahwa orang yang berpuasa mengalami seperti yang dirasakan orang-orang yang tidak seberuntung dengan orang-orang yang berkecukupan secara materi. Mungkin ada yang berskala lebih yang perlu diperhatikan seperti orang mengalami kemiskinan akibat dimiskinkan oleh struktur kekuasaan. Demikian pula gerakan silaturahmi ini adalah menyebarkan kasih sayang dan kebaikan kepada sesama manusia. Puasa mengajarkan bahwa kita bergembira karena yakin bahwa diantara umat ada kasih sayang, saling membagi kebaikan dan kebahagiaan karena kita mau nanti kelak akan beramai-ramai menuju sorga. Hidup di dunia bukan hanya sekedar hidup lalu mati. Bagi kita ada kehidupan lanjutan setelah ini dan tetap ingin barsama dalam kebaikan. Tepat sabda nabi bahwa “kasihilah yang ada di bumi pasti kamu akan dikasihi oleh yang ada di langit”. Selamat berpuasa semoga sehat selalu. (*)
*) Dr. H. Faisal Saleh, M.HI
Direktur Program Pascasarjana IAIN Fattahul Muluk Papua
Sentani, 1 Maret 2025