Sosial Budaya

‘BAHAYA KAUM TANPA IDENTITAS’

Oleh. Prof. Dr. Hb. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si

Suara Minor Cendikiawan Poros INTIM__.

Setiap makhluk yang berwujud pasti memiliki identitas, setidaknya nama. Virus saja diberi nama Corona. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa jauh lebih berbahaya adalah Kaum tanpa identitas, mereka bisa mengubah peradaban, mereka bisa menciptakan tragedi tanpa belas kasihan.

Saat ini kita pasti rasakan apa yang disebut oleh Ebiet G Ade ‘Mengapa di tanahku terjadi bencana, Mungkin Tuhan telah bosan, melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa, atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang’.

Kaum tanpa Identitas yang sebagaimana tersebut di atas adalah; ‘Prasangka tanpa Tabayyun, Dendam tak bertepi’, dan yang dahsyat lagi, lahirnya khalbun Hasaad. Itulah yang saya sebut sebagai ‘Kaum Tanpa Identitas’. Makna, metafora kaum tanpa identitas ini mampu melahirkan ketegangan antar peradaban dan bencana tanpa harapan, sehingga dapat kita benarkan apa yang disebutkan dalam Syair Lagu Ebiet, dengan judul  ‘Berita Kepada Kawan’.

Apa mungkin Tuhan telah bosan, atau kita selalu bergelimang salah dan dosa, atau alam enggan bersahabat dengan kita sehingga kita harus bertanya pada rumput yang bergoyang. Bahaya ‘Kaum Tanpa Identitas’, mereka menyusup ke dalam diri setiap insan yang lupa akan integritas bahwa kita mulia jika memuliakan orang lain dan kita hebat karena mampu melahirkan karya monumental untuk kepentingan bersama, bukan kepentingan kelompok tertentu yang pada akhirnya kita seperti Fir’aun yang mengatakan, “Kalau bukan saya tidak akan ada yang lain”. Atau Qhorun yang meletakkan kekayaan pada cara, tanpa pernah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Yang pada puncaknya, murka Allah silih berganti tanpa memilah mana yang sepenuh hati.

Yang lebih parah lagi, lahirnya bencana ‘Multi-platform’  jika ‘Kaum Tanpa Identitas’ selalu dipelihara dimana-mana. Inilah yang kita sedang rasakan di sebagian besar unggahan pada media sosial (medsos). (*)

Senin, 22/02/2021.

By. Prof. Si Hitam Manis Pelipur Lara tanpa maksud menggurui sesama.

 NKRI Tanah Tumpah Darah harus dijaga.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *