Oleh. Prof. Dr. H. Idrus Alhamid, S.Ag, M.Si
Suara Minor Poros INTIM.
Di pagi hari, usai sholat subuh, Ismail dan Marjan, duduk menatap jalan setapak yang sepi dalam hembusan angin sepoi-sepoi yang membuat setiap jiwa terpenjara dalam lamunan. Mereka sesekali menatap ke langit sembari mengisyaratkan ada hal yang tersingkap oleh fajar subuh yang menusuk nurani , hingga tak mereka sadari linangan air mata membasahi pipi.
Sambil memegang kepala, Marjan mulai berkata Kepada Ismail. Sahabat Ku, sudah dua tahun wabah Corona menerpa Dunia, segala upaya telah dilakukan, anggaran dan seluruh tenaga telah dikerahkan namun masih banyak yang terpenjara dan tergeletak tak bernyawa, mungkin kah ini cara Allah menyapa makhluk ciptaan-NYA, yang banyak meminta tapi sangat sedikit yang mensyukuri nikmat dengan mencintai “Allah sepenuh Jiwa”.
Sahabat Ku, jika Cinta itu terpatri hanya di hati tanpa ekspresi jiwa yang salim maka Allah pasti mendatangkan bencana yang membuat setiap “Jiwa” ragu, belagu, tak punya malu terhadap Rahmat Allah yang mana yang Engkau dustakan.
Sambil duduk bersilah Ismail menanggapi apa yang dinyatakan oleh Marjan. Sahabat KU, apa yang engkau katakan sangat menyentuh raga Ku yang terpenjara oleh gemerlapnya dunia ternyata hanya sementara, untuk itu mungkin kita harus merekonstruksi cara kita mencintai Allah dengan selalu berbagi sesama karena itu membuat setiap jiwa akan lapang tidak terpenjara.
Lanjut Ismail, jika kita saling menghujat, menyalahkan sesama, maka yang datang bukan solusi tapi musibah. Sejarah masa lalu adalah pelajaran yang berharga saat bangsa Babilonia bergelimang dalam peradaban yang membuat mereka lupa akan kebesaran Allah maka Allah mendatangkan musibah yang tidak sedikitpun tersisa karena di tenggelamkan dalam perut bumi yang setia atas perintah Allah. Saat beranjak kembali ke rumah Marjan menyapa Ismail, mari kita tunjukan bahwa kita cinta Allah sepenuh jiwa agar kita selalu mulia di bumi dan di kenal oleh penduduk langit. Semoga Allah selalu lindungi dan muliakan kita dimana pun berada. (*)
Jayapura, 03 Agustus 2021
By. Si Hitam Manis Pelipur Lara ‘Meregang Jiwa Agar Tak Terpenjara’.