Oleh:
Dr. H. Marwan Sileuw, S. Ag., M. Pd
(Rektor IAIN Fattahul Muluk Papua)
9 Pebruari 2024
Moderasi beragama sebagai salah satu alternative upaya menanamkan nilai-nilai mulia bagi masyarakat beragama. Nilai mulia dimaksud adalah toleransi, komitmen kebangsaan, anti kekerasan dan menghargai budaya lokal. Pentingnya nilai-nilai mulia tersebut untuk dimiliki dan dilaksakan secara baik oleh masyarakat beragama, maka kementerian agama RI dengan berbagai wadah yang dimilikinya yakni dari Perguruan Tinggi Islam, Kementerian Agama Propinsi-Kabupaten dan Kota, Pusdiklat, KUA dan bahkan Madrasah-madrasah dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mewujudkannya. Progresnya tidak hanya pada wadah, tetapi dituang dalam rencana strategi setiap staker sebagai responsive dalam membumikan nilai-nilai mulia tersebut pada masyarakat beragama.
Agar cita-cita mulia yang mengilhami moderasi beragama terlaksana dengan baik dan terukur, maka diperlukan instruktur/fasilitator handal. Mewujudkan isntruktur/fasilitator handal telah dilakukan berbagai Training Of Trainer (TOT). Ini menjadi suatu proses menciptakan instruktur/Fasilitator yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengalaman dalam memberikan pelatihan. Menjadi instruktur/fasilitator, diperlukan keahlian lebih. Tidak dipungkiri dan dapat dimaklumi knowloge dari setiap orang. Namun demikian belum cukup dengan modal knowlogenya, tentu diperlukan keahlian lebih dalam metodologi, strategi dan teknik dalam melatih, membina orang lain. Apalagi yang dilatih adalah orang dewasa yang memiliki kedalaman knowledge. Maka dari itu, diperlukan pula instruktur/fasilitator yang lebih super knowledgenya, metodologi, strategi dan tekniknya.
Pada tanggal 4 s/d tanggal 8 Maret 2024, menjadi suatu kesempatan bagi kami 25 Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di Indoenasia yang mengikuti kegiatan Mater Of Training. MOT (Master Of Traning) ini diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung bekerjasama dengan Pusdiklat Tenaga Adminstras Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia. Sebagai peserta Master Of Training (MOT) menyampaikan banyak terima kasih dan sukses kepada Rektor Universita Islam Negeri Raden Intan Lampung beserta civitas akademika yang memfasilitasi kegiatan Master Of Training (MOT)ini.
Selama 5 hari dalam mengikuti Master Of Training (MOT), banyak hal yang dapat diambil manfaatnya. Pertama, tidak terlepas dari ajeng silaturahmi, kedua, beradaptasi budaya masyarakat Lampung baik dari segi tuturkata, tampilan sikap, sapa-menyapa, bahkan menikmati seni-seni budaya yang ditampilkan, ketiga, memperoleh kedalaman berbagai knowledge moderasi beragama, metode pelatihan yang menarik, strategi yang membangun, dan teknik-teknik pelatihan yang jitu. Dimana dilakukan oleh instruktur/fasilitator handal seperti Kyai Marzuki Wahid, Ibu Mayadina, Ibu Alisa Wahid, Lukman Hakim (LHS), Isomu, Suyoto dan Chorul Anam.
Di penghujung proses pelatihan Master Of Training (MOT) para fasilitator dalam hal ini Kyai Marzuki dan Mba Mayadina, memberikan sebuah taktik jitu bagi para rektor (peserta) sebagai sebuah bentuk progress untuk berkomitmen dalam membumikan moderasi beragama di lingkungan Perguruan Tinggi Keagaman Negeri (PTKN) yang dipimpin masing-masing. Taktik tersebut para peserta (Rektor) menyempurnakan kalimat “SAYA MENDENGAR…, SAYA MELIHAT …, MAKA, SAYA AKAN MELAKUKAN ….”.
Menurut hemat saya, bahwa para instruktur/fasilitator tularkan beberapa kalimat tersebut kepada para peserta(Rektor) sebagai kata kunci atau inti dari kegiatan Master Of Training (MOT). Kata kata kunci tersebut saya maknai sebagai kata“syahadah” untuk berkomitmen guna membumikan moderasi beragama. Artinya jika 25 peserta (Rektor) menjalankan syahadah yang iikrarkan, maka telah mengamalkan syahadahnya. Itulah buah dari sebuah syahadah yang tidak sekadar diikrarkan, selanjutnya akan membumikan nilai-nilai moderasi beragama tersebut kepada warga kampus, dan masyarakat pada umumnya. Logikanya, knowledge moderasi beragama itu tidak sebatas hanya dimiliki oleh peserta (Rektor), tetapi diharapkan untuk membumikannya sebagai bentuk mengamalkan syahadah yang diikrarkan. Bumikan nilai-nilai moderasi beragama, semoga NKRI semakin damai dan sejahtera (*) *Taburkan kebaikan kapan dan dimana pun kita berada, walaupun hanya sekejap dalam pikiran, ucapan dan perbuatan kita”.(*)