Sosial Budaya

“FIR’AUN dan PERMAISURI DALAM TABIR PERSEKUSI SANG PENGAWAL”

Prof. Idrus Alhamid
Suara Minor Poros INTIM.

Saat jabatan membuat seseorang berubah menjadi Dewa atau Permaisuri maka setiap yang ada di hadapan-nya adalah “Kacung”. Fir’aun sosok bergelimang harta yang sumber perolehan-nya mungkin dari rampasan atau judi pada kubangan “Kaum Bangsawan” yang membuatnya memposisikan diri sebagai mesin yang setiap saat dapat mempersekusi siapa saja yang melawan dan menantang dan atau berupaya membuka penyimpangan perilakunya kepada “Permaisuri”. Suatu ketika Permaisuri ingin bersama dengan Fir’aun, menikmati sisa ruang waktu dalam kesibukan, disaat Permaisuri bertanya kepada Sang Pengawal tersingkap berita Fir’aun sedang bersenang bersama para wanita cantik jelita, yang akhirnya menyumbang petaka persekusi dibalik skenario penyimpangan perilaku Sang Pengawal dalam kubangan dendam semata.

Sebagai sosok penting di istana bergelimang harta, Fir’aun sangat disegani lawan maupun kawan sehingga yang menyentuh wilayah privat pasti dihabisi. Fir’aun merubah tatanan harapan menjadi kebencian terhadap “Istana Polama” Ia tidak menyadari bahwa cepat atau lambat “Kotak Pandora” yang menyingkap tabir skenario persekusi sang Pengawal akan dibuka oleh “Permaisuri” yang merasa dihantui oleh arwah leluhur disetiap waktu dan kesempatan. Permaisuri suatu saat nanti akan ter hantui oleh perasaan bersalah yang membuatnya bercerita ditengah ketegangan di Istana Polama__.

Sesungguhnya ini demi menjaga kewibawaan, demi memelihara kubangan harta yang berlimpah, mereka bersepakat agar kejadian persekusi Sang Pengawal, diberitakan sebagai akibat dari “Penyimpangan Perilaku” sehingga rakyat di Negeri Polama dibuat percaya bahwa ada kejahatan keji yang dilakukan oleh Sang Pengawal. Fir’aun tidak menyadari seberapa canggihnya konspirasi mereka tapi Tuhan memiliki rencana untuk menenggelamkan semua kekayaan dan keangkuhan, yang selama ini mereka pelihara di tengah bahtera Nusa Belantara.

Saudara-saudaraku
Percayalah setiap skenario pada akhirnya akan pudar disaat Tuhan menggerakkan setiap kita untuk bertanya. Jangan kita menghabiskan waktu dalam “skenario kebencian dan amarah” biarlah skenario Tuhan membuat Permaisuri buka Kotak Pandora. Sebaiknya kita berdoa agar Tuhan berikan kematangan kepada setiap kita untuk berbuat yang terbaik untuk kemaslahatan orang banyak karena siapa lagi kalau bukan kita.

Jayapura, 1 September 2022
By. Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara mengajak kita selalu berdoa demi kemaslahatan bersama, jangan cepat percaya sebuah gejala.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *