Sosial Budaya

‘COVID DAN PROVIT’

Oleh. Prof. Dr. Hb. IDRUS ALHAMID, S.Ag, M.Si

(Suara Minor Cendekia Poros INTIM)

Di balik percakapan, jika setiap sudut ruang melakukan Lockdown, maka yang menderita itu siapa dan yang memperoleh provit itu siapa. Jika Corona itu mengharuskan setiap orang divaksin, kenapa yang sudah divaksin juga terpenjara, terpapar di rumah isolasi mandi sendiri. Jika Covid melahirkan Provit, kenapa harus bertambah tanpa terjaga. Jika Covid mengharuskan kita menerapkan wilayah Lockdown di setiap pusat belanja, kenapa pasar tradisional diburu SATPOL PP, akan tetapi Carrefour {Pasar Modern}, biasa saja dan malah terjaga.

Berbagai pertanyaan tersebut di atas, selalu bersebaran di medsos dan sekeliling kita. Hal yang menggeliat di berbagai penjuru Nusantara, tatkala seluruh tempat penampungan pasien covid tidak mencukupi menampung pasien sehingga dibuat tempat alternatif untuk menampung pasien. Pemandangan ini ternyata berdampak terhadap psychology publik secara umum, bahwa Virus Covid berubah menjadi mahluk baru yang diberi nama Virus delta membuat banyak yang terkapar, meskipun mereka yang sudah divaksin tidak ada jaminan terhindar dari makhluk yang nama-nya “Delta”.

Pendapat IDI, bahwa setiap orang atau kelompok yang berada di manapun berada, harus bersepakat menghindari acara yang menghadirkan kerumunan adalah bagian dari solusi. Namun kenyataannya, banyak pejabat publik dan atau kaum bangsawan melakukan hal yang berbeda dengan pendapat IDI {Ikatan Dokter Indonesia}. Jika ini dibiarkan, maka masyarakat semakin meyakini bahwa Covid berhujung pada Provit sebagai “Paradikma Baru”  Sosio kultur masyarakat di Nusantara, tidak terbantahkan. Atau mungkin ada kebijakan baru yang harus dibuat agar setiap kita taat dan patuh bahwa ‘Delta’ itu ada di ruang terbuka, maka waspadalah.

Tulisan sebagaimana tersebut di atas, adalah bagian dari gambaran global yang selalu diperbincangkan pada ruang publik yang terbuka, sehingga kita harus serius mendalami hal-hal yang dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita seharusnya hadir untuk menyampaikan solusi, bukan melakukan persekusi sesama anak bangsa, karena itu akan melahirkan bencana dimana-mana.

(Jayapura, 26/06/2021) By. Si Hitam Manis Pelipur Lara di Timur Nusantara, selalu menyapa agar merenungi bersama demi NKRI jaya.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *